Posts

Showing posts from 2016

Merindumu, dan Pena adalah Pendengar Terbaik

13 maret 2014 Dalam setiap malam, kalbuku slalu memanggilmu Mata hatiku sejenak dapat melihatmu Dalam bayang mimpiku kau temui aku Aku mendambamu Tapi kuasa ku tak mampu menjamahmu Rangkaian kataku mungkin tak sanggup mewakili perasaanku Hati ini sempat menyapamu Bahkan mata ini tak kuasa menatapmu Namun tetap saja wajah ini slalu te r tunduk saat melihatmu Apa kau merasa akan hadirnya perasaan ini terhadapmu 7 Okt 2014 Bagaimana bisa kenangan sengaja untuk dilupakan. Bukankah itu terlalu kejam? Dan bagaimana pula aku bisa menantimu 17 Nov 2014 Seperti langit yang mudah sekali berubah, begitupun perasaanku.   Namun kuharap selalu mendapatkan pagi di hari-hariku agar ku slalu melihat tawa tulusmu. 26 Nov 2014 Ketika matahari mulai terbit... Namun aku tidak dapat melihatnya, karena mendung telah menyelemutinya. Bagaimanapun terimakasih, karena mendung membuat pagi lebih teduh... 17 Des

Kagum ku terhadapmu yang berubah menjadi ...

Hai Baru pagi tadi aku menulis puisi untukmu. Bisa saja mulut ku berkata tak mengapa, namun hatiku tak mampu berucap tak mengapa. Beberapa waktu lalu aku sempat mengingatmu, bukan sempat namun sejujurnya aku berusaha membiasakan hati ini untuk tak berharap padamu. Sore tadi ku temukan tulisan yang indah, iya memang sengaja aku mencari namamu. Memang indah kataku, namun pesan atas tulisan itu menyayat hatiku. YaaAllah aku hanya mampu memohon terhadapmu untuk jangan membiarkan perasaan ini berlanjut jika ia memang bukan jodohku. Beginilah puisi yang kubuat untukmu pagi tadi... Bagai istana pasir yang dibangun oleh kedua anak Aku takkan seperti ombak yang begitu saja mengahncurkan istana itu Aku lebih seperti angin yang begitu saja dapat menjadi semilir yang membuat pohon dapat menikmati ketenangannya, dimana pantai menjadi damai karenanya Terkadang angin itu tak menjadi semilir Ia tak bergerak sehingga ia hanya menjadi udara, udara yang tak dapat dirasakan dengan begitu kuat di