Merindumu, dan Pena adalah Pendengar Terbaik

13 maret 2014

Dalam setiap malam, kalbuku slalu memanggilmu
Mata hatiku sejenak dapat melihatmu
Dalam bayang mimpiku kau temui aku
Aku mendambamu
Tapi kuasa ku tak mampu menjamahmu
Rangkaian kataku mungkin tak sanggup mewakili perasaanku
Hati ini sempat menyapamu
Bahkan mata ini tak kuasa menatapmu
Namun tetap saja wajah ini slalu tertunduk saat melihatmu
Apa kau merasa akan hadirnya perasaan ini terhadapmu

7 Okt 2014

Bagaimana bisa kenangan sengaja untuk dilupakan.
Bukankah itu terlalu kejam?
Dan bagaimana pula aku bisa menantimu

17 Nov 2014

Seperti langit yang mudah sekali berubah, begitupun perasaanku. 
Namun kuharap selalu mendapatkan pagi di hari-hariku agar ku slalu melihat tawa tulusmu.

26 Nov 2014

Ketika matahari mulai terbit...
Namun aku tidak dapat melihatnya, karena mendung telah menyelemutinya.
Bagaimanapun terimakasih, karena mendung membuat pagi lebih teduh...

17 Desember 2014

Malam ini, izinkan aku berpikir kembali tentangmu
Mengenang sgala ucap dan lakumu
Sgala tawa dan candamu
Senyum santun itu nampak kembali
Kini, meskipun hati ini tak dapat lagi mendekatimu
Izinkan aku tetap tersenyum karna mengenangmu

17 nov 2015-

Duhai hujan... lebat lah sudah
Biarku terlelap dalam anganku
Anganku yang tak seorang pun mengira
Bahwa akan slalu ada kesetiaan didalamnya
Kepada orang yang tlah lama terlewatkan


23 Nov 2015

Tak mampukah kau sejenak menoleh
Menoleh kepadaku yang semakin merindukanmu
Rindu ini hadir karna kau tersenyum padaku
Namun kemudian kau berlari padanya

23 Nov 2015

Rinduku tlah datang
Namun kau tak disini
Tak mengapa...
Asal hatimu belum termiliki
Mungkin aku dapat menyapanya kembali

Comments

Popular posts from this blog

Pesan "KATA" untuk kamu yang sedang membaca

SIRNA... TAK LANTAS IA TIADA